Sabtu, 26 Oktober 2013

Browse Manual » Wiring » » » » » » Menjadi Manusia Yang Paling Kaya

Menjadi Manusia Yang Paling Kaya


Sebagian besar ulama’ salafus salih dan generasi awal ummat ini adalah orang-orang yang secara materi termasuk fakir miskin. Mereka tidak memiliki harta yang berlimpah, rumah yang megah, kendaraan yang bagus, dan juga pengawal pribadi. Meski demikian, mereka ternyata mampu membuat kehidupan ini justru lebih bermakna serta membuat diri mereka dan masyarakatnya lebih bahagia.

Yang demikian itu, adalah karena mereka senantiasa memanfaatkan setiap pemberian Alloh di jalan yang benar. Dan karena itu pula, umur, waktu, dan kemampuan atau ketrampilan mereka menjadi penuh berkah. Kebalikan dari kelompok manusia yang diberkahi ini adalah mereka yang dikaruniai Alloh dengan kekayaan yang meruah, anak yang banyak, dan kenikmatan yang berlimpah. Tapi semua itu justru menyebabkan diri mereka senantiasa merasa penuh penderitaan, kecemasan dan kegelisahan. Adapun penyebabnya, tak lain adalah karena mereka telah menyimpang dari fitrah dan tuntunan hidup yang benar. Ini menjadi bukti nyata bahwa segala sesuatu (kekayaan, anak, pangkat, jabatan, kehormatan dan lain sebagainya) adalah bukan segala-galanya.

Lihatlah, betapa banyak sarjana atau doktor yang tidak dapat memberi kontribusi, pemikiran dan pengaruh yang cukup bagi masyarakatnya. Namun sebaliknya; tak sedikit manusia yang dengan ilmu dan kemampuannya yang sangat terbatas justru mampu membangun sungai yang senantiasa mengalirkan manfaat, kebaikan, dan kemakmuran bagi sesama manusia.

Jika anda ingin bahagia, maka terimalah dengan rela hati bentuk perawakan tubuh yang diciptakan Alloh untuk anda, apapun kondisi keluarga anda, bagaimanapun suara anda, seperti apapun kemampuan  daya tangkap dan pemahaman anda, serta seberapapun penghasilan anda. Bahkan, kalau ingin meneladani para guru sufi yang zuhud, maka sesungguhnya mereka telah melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar apa yang disebutkan itu. Mereka selalu berkata, “Seyogyanya anda senantiasa tetap senang hati menerima sesedikit apapun yang anda miliki dan rela dengan segala sesuatu yang tidak anda miliki”.

Beriktu ini adalah beberapa tokoh terkenal yang kehidupan duniawi mereka kurang beruntung:
1. ‘Atha’ ibn Rabah, orang yang paling alim pada zamannya adalah seorang mantan budak berkulit hitam, berhidung pesek, lumpuh tangannya, dan berambut keriting.
2. Ahnaf ibn Qais, orang Arab yang terkenal paling sabar dan penyantun ini sangat kurus tubuhnya , bongkok punggungnya, melengkung betisnya, dan lemah postur tubuhnya.
3. Al-A’masy, ahli hadits kenamaan di dunia ini adalah sosok manusia yang sayu sorot matanya dan seorang mantan budak yang fakir, compang-camping baju yang dikenakannya, dan tidak menarik penampilan diri dan rumahnya.
4. Bahkan, semua nabi dan rasul Alloh adalah pernah menjadi penggembala kambing. Dan, meskipun mereka termasuk manusia-manusia pilihan Alloh dan sebaik-baik manusia, pekerjaan mereka pun tak jauh beda dengan manusia pada umumnya. Nabi Daud adalah seorang tukang besi, Nabi Zakaria seorang tukang kayu, dan Nabi Idris seorang tukang jahit. Kita tahu bahwa mereka adalah orang-orang pilihan.

Ini mengisyaratkan bahwa harga diri anda ditentukan oleh kemampuan, amal salih, kemanfaatan, dan akhlak anda. Karena itu, janganlah anda bersedih dengan wajah yang kurang cantik, harta yang tak banyak, anak yang sedikit, dan rumah yang tak megah. Singkatnya, terimalah setiap pembagian Alloh dengan penuh kerelaan hati setelah kita sudah berikhtiar secara maksimal. Wallohu a’lam bish showwab.http://www.ilham.web.id/2012/12/menjadi-manusia-yang-paling-kaya.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.